Sentra Kerajinan Mengkuang ; Segenggam Impian dari Sei Rambutan





Melihat Sungai Rambutan dulu dan sekarang ini tentu saja berbeda. Ada perbedaan mencolok ketika saat pertama kali ke desa yang dibelah oleh Sungai Keramasan ini

Dulu desa ini hanya sebentuk lokasi yang banyak ditumbuhi belukar, beberapa lokasi rawanya juga dipenuhi oleh tanaman gelam (sejenis meluaca), ditambah dengan akses menuju lokasi ini yang sulit menyebabkan bertambah terisolasinya wilayah ini. Betapa tidak, akses darat hanya jalan setapak yang tidak rata, saat hari hujan jangan coba-coba masuk wilayah ini, kendaraan motor roda dua anda pasti enggan bergerak. Namun, itu dulu. Saat ini, desa yang di dalamnya tidak pernah ditemukan pohon rambutan ini justru bagai menjadi magnet bagi setiap orang yang datang ke sana. Yah, magnet bagi setiap pendatang, melihat potensi wilayah yang ada di desa ini. Maka, saat ini Desa Sungai Rambutan sudah dikenal dengan beragam identitas. Misalnya, daerah transmigrasi yang dekat dengan perkotaan, kebun sawit perusahaan, lokasi tanah murah, tempat orang rebutan tanah dan sebagainya. Namun, satu juga yang unik, desa ini juga mempunyai potensi sebagai sentra pengelolaan tanaman rawa, seumpama mengkuang dan purun.
Masyarakat Desa Sei Rambutan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, memiliki cara unik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki desa mereka. Mereka memanfaatkan mengkuang (sejenis tanaman pandan) yang tumbuh subur di daerah rawa di desa mereka untuk membuat berbagai macam kerajinan tangan. Ada berbagai macam produk yang telah dihasilkan dan juga sedang akan dikembangkan seperti tas dengan berbagai macam bentuk, tikar, aneka keranjang, dan kursi. Walaupun dalam proses pembuatan mereka masih menggunakan alat tradisional, produk yang dihasilkan oleh para masyarakat disana memiliki kualitas yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan siap bersaing dengan produk lain. Ini terbukti dengan adanya permintaan pasar terhadap produk kerajinan tangan asli Sei Rambutan tersebut.
Dalam proses produksi, mereka biasa melakukannya dirumah masing-masing. Ada yang melakukannya secara perorangan, juga ada yang melakukannya secara berkelompok. Jika kerajinan tangan telah dihasilkan, mereka akan menyalurkan kepada LSM yang mendampinginya untuk melakukan pemasaran. Diakui mereka, keahlian dalam membuat kerajinan tangan ini didapat secara turun menurun dari keluarga, namun masih minim aneka produk yang dihasilkan saat itu. Hingga akhirnya ada LSM yang mau membina desa mereka dan mengadakan beberapa pelatihan untuk mengembangkan produk kerajinan disana sehingga akhirnya mereka memiliki banyak pengetahuan baru tentang mengembangkan aneka macam produk kerajinan tangan yang selama ini belum banyak diketahui dan juga cara kerja bisnis.
Di samping itu, selain mengkuang, masyarakat juga sedang mengadakan uji coba pemanfaatan tanaman rawa lain yaitu purun (sejenis tumbuhan alang-alangan yang tumbuh di rawa) untuk dijadikan bahan lain pembuatan kerajinan tangan. Menurut mereka, jika uji coba ini berhasil, mereka akan menjadi pertama sebagai pengrajin yang menggunakan purun sebagai bahan kerajinan tangan dan sekaligus menjadi ciri khas kerajinan mereka sehingga ke-depannya bisa menambah kualitas dan nilai jual produk mereka. Dan diharapkan, jika itu berhasil, nama Sei Rambutan dapat ikut dikenal oleh masyarakat luas sebagai desa pengrajin sehingga kesejahteraan kehidupan masyarakat Sei Rambutan bisa meningkat.
Pemanfaatan tanaman rawa yang dikembangkan oleh masyarakat Sei Rambutan telah memberikan pengetahuan baru dalam pemanfaatan tanaman rawa untuk dijadikan lahan bisnis. Hal ini juga dapat membantah anggapan orang tentang tanaman rawa yang tidak ada nilainya dan cen-derung dilihat sebelah mata. Peman-faatan tanaman rawa juga bisa dijadikan bahan pertimbangan pemerintah daerah untuk menjadikan tanaman rawa sebagai salah satu kekayaan alam yang perlu dikembangkan. Disamping itu, dengan adanya pengetahuan pemanfaatan tanaman rawa ini diharapkan bisa menjadi alternatif lain dalam menjalankan bisnis daripada harus selalu membabat habis hutan kita yang semakin sempit ini. aga

1 komentar:

AMISHA mengatakan...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut