Sentra Kerajinan Mengkuang ; Segenggam Impian dari Sei Rambutan





Melihat Sungai Rambutan dulu dan sekarang ini tentu saja berbeda. Ada perbedaan mencolok ketika saat pertama kali ke desa yang dibelah oleh Sungai Keramasan ini

Dulu desa ini hanya sebentuk lokasi yang banyak ditumbuhi belukar, beberapa lokasi rawanya juga dipenuhi oleh tanaman gelam (sejenis meluaca), ditambah dengan akses menuju lokasi ini yang sulit menyebabkan bertambah terisolasinya wilayah ini. Betapa tidak, akses darat hanya jalan setapak yang tidak rata, saat hari hujan jangan coba-coba masuk wilayah ini, kendaraan motor roda dua anda pasti enggan bergerak. Namun, itu dulu. Saat ini, desa yang di dalamnya tidak pernah ditemukan pohon rambutan ini justru bagai menjadi magnet bagi setiap orang yang datang ke sana. Yah, magnet bagi setiap pendatang, melihat potensi wilayah yang ada di desa ini. Maka, saat ini Desa Sungai Rambutan sudah dikenal dengan beragam identitas. Misalnya, daerah transmigrasi yang dekat dengan perkotaan, kebun sawit perusahaan, lokasi tanah murah, tempat orang rebutan tanah dan sebagainya. Namun, satu juga yang unik, desa ini juga mempunyai potensi sebagai sentra pengelolaan tanaman rawa, seumpama mengkuang dan purun.
Masyarakat Desa Sei Rambutan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, memiliki cara unik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki desa mereka. Mereka memanfaatkan mengkuang (sejenis tanaman pandan) yang tumbuh subur di daerah rawa di desa mereka untuk membuat berbagai macam kerajinan tangan. Ada berbagai macam produk yang telah dihasilkan dan juga sedang akan dikembangkan seperti tas dengan berbagai macam bentuk, tikar, aneka keranjang, dan kursi. Walaupun dalam proses pembuatan mereka masih menggunakan alat tradisional, produk yang dihasilkan oleh para masyarakat disana memiliki kualitas yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan siap bersaing dengan produk lain. Ini terbukti dengan adanya permintaan pasar terhadap produk kerajinan tangan asli Sei Rambutan tersebut.
Dalam proses produksi, mereka biasa melakukannya dirumah masing-masing. Ada yang melakukannya secara perorangan, juga ada yang melakukannya secara berkelompok. Jika kerajinan tangan telah dihasilkan, mereka akan menyalurkan kepada LSM yang mendampinginya untuk melakukan pemasaran. Diakui mereka, keahlian dalam membuat kerajinan tangan ini didapat secara turun menurun dari keluarga, namun masih minim aneka produk yang dihasilkan saat itu. Hingga akhirnya ada LSM yang mau membina desa mereka dan mengadakan beberapa pelatihan untuk mengembangkan produk kerajinan disana sehingga akhirnya mereka memiliki banyak pengetahuan baru tentang mengembangkan aneka macam produk kerajinan tangan yang selama ini belum banyak diketahui dan juga cara kerja bisnis.
Di samping itu, selain mengkuang, masyarakat juga sedang mengadakan uji coba pemanfaatan tanaman rawa lain yaitu purun (sejenis tumbuhan alang-alangan yang tumbuh di rawa) untuk dijadikan bahan lain pembuatan kerajinan tangan. Menurut mereka, jika uji coba ini berhasil, mereka akan menjadi pertama sebagai pengrajin yang menggunakan purun sebagai bahan kerajinan tangan dan sekaligus menjadi ciri khas kerajinan mereka sehingga ke-depannya bisa menambah kualitas dan nilai jual produk mereka. Dan diharapkan, jika itu berhasil, nama Sei Rambutan dapat ikut dikenal oleh masyarakat luas sebagai desa pengrajin sehingga kesejahteraan kehidupan masyarakat Sei Rambutan bisa meningkat.
Pemanfaatan tanaman rawa yang dikembangkan oleh masyarakat Sei Rambutan telah memberikan pengetahuan baru dalam pemanfaatan tanaman rawa untuk dijadikan lahan bisnis. Hal ini juga dapat membantah anggapan orang tentang tanaman rawa yang tidak ada nilainya dan cen-derung dilihat sebelah mata. Peman-faatan tanaman rawa juga bisa dijadikan bahan pertimbangan pemerintah daerah untuk menjadikan tanaman rawa sebagai salah satu kekayaan alam yang perlu dikembangkan. Disamping itu, dengan adanya pengetahuan pemanfaatan tanaman rawa ini diharapkan bisa menjadi alternatif lain dalam menjalankan bisnis daripada harus selalu membabat habis hutan kita yang semakin sempit ini. aga

Bupati Resmikan CTC di Kabupaten Ogan Ilir


Bupati Ogan Ilir, Ir Mawardi Yahya meresmikan Community Technologi Center (CTC) atau pusat pembelajaran masyarakat terhadap teknologi komunikasi dan informasi di Aula Yayasan Keluarga Mandiri Pedesaan (YKMP) di Inderalaya, Rabu (13/8). CTC ini sendiri diperuntukkan bagi para pekerja di sector pertanian, kaum nelayan, pengrajin, dan pekerja di sector informal lainnya.
Dalam sambutannya, Bupati Ogan Ilir mengatakan bahwa suatu kehormatan bagi Kabupaten Ogan Ilir dengan adanya kepercayaan dari Microsoft Indonesia dan Formasi untuk menempatkan CTC satu-satunya di Propinsi Sumatera Selatan. “Ini artinya ada pandangan positif terhadap pembangunan Ogan Ilir yang baru berumur 3 tahun ini,” katanya lagi.
Sebagai bentuk kepedulian pemerintah Kabupaten Ogan Ilir terhadap keberadaan CTC ini, Ir Mawardi Yahya juga menyerahkan bantuan perangkat computer sebanyak 4 (empat) unit kepada masing-masing CTC yang ada di Kabupaten Ogan Ilir, yakni CTC Inderalaya, CTC Tanjung Raja, CTC Tanjung Batu dan CTC Payaraman. “Pengadaan komputer ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah Ogan Ilir terhadap dunia teknologi informasi, terutama kepada kaum tani,” kata Mawardi lagi.
Sementara itu, menurut Direktur Yayasan Keluarga Mandiri Pedesaan (YKMP) Naziri Burhiah, keberadaan CTC di Kabupaten Ogan Ilir untuk memberikan peluang bagi para petani untuk mengikuti perkembangan yang ada di dunia informasi. “CTC ini difungsikan sebagai media belajar bagi masyarakat petani, karena petani dapat belajar komputer secara gratis. Ke depan, CTC ini juga dapat difungsikan sebagai media bisnis, karena petani juga diajari untuk menggunakan internet, sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan harga komoditas pertanian yang diproduksinya,” kata Naziri lagi.
Targetnya nanti, terang Naziri, setiap bulan akan ada 24 orang yang lulus dalam pendidikan computer ini. “sehingga nanti, ketika program ini berakhir akan ada 434 orang para petani yang terlatih menggunakan perangkat lunak computer,” katanya lagi.
Di Kabupaten Ogan Ilir, pusat pembelajaran technologi dan informasi ini sendiri terdapat di empat Kecamatan yakni Kecamatan Inderalaya, Kecamatan Tanjung Raja, Kecamatan Tanjung Batu dan Kecamatan Payaraman. Keberadaan empat CTC di Kabupaten Ogan Ilir ini merupakan bentuk kerja sama antara Microsoft Indonesia dan Forum Gerakan Pengembangan Koperasi (FORMASI) dan tiga lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Kabupaten Ogan Ilir,yakni Yayasan Keluarga Mandiri Pedesaan (YKMP), Yayasan Masyarakat Mitra Mandiri (YM3) dan Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Desa (Kemasda). cha

Resmikan CTC, Bupati Ogan Ilir Bantu 4 Unit Komputer





Memberikan bantuan kepada masyarakat memang biasa dilakukan oleh para kepala daerah, baik gubernur maupun bupati. Tapi, jarang ada yang membantu komputer untuk para petani.Tapi, hari ini Rabu, (13/8), Bupati Ogan Ilir, Ir Mawardi Yahya memberikan bantuan sebanyak 4 (empat) unit komputer lengkap kepada 4 (empat) Community Technology Center (CTC) di Kabupaten Ogan Ilir. Bantuan tersebut diserahkan saat diresmikannya 4 CTC tersebut di aula Yayasan Keluarga Mandiri Pedesaan (YKMP).
Saat memberikan bantuan tersebut, Ir Mawardi berharap bantuan ini berguna bagi penyelenggaraan pendidikan computer secara gratis kepada para petani.”Kalau petaninya bisa internet, bupatinya apalagi…? “ selorohnya yang disambut gelak tawa para hadirin.
Menurut Naziri Burhiah, bantuan ini menunjukkan kepedulian yang tinggi pemerintah daerah Ogan Ilir kepada dunia informasi dan teknologi bagi para petani. “apalagi diserahkan langsung, artinya pemerintah Ogan Ilir betul-betul memperhatikan kaum petani, nelayan, pengrajin dan pekerja sector informal lainnya,” katanya lagi.
Ditambahkan Naziri, Microsoft Indonesia melalui FORMASI telah memberikan 3 (tiga) unit komputer lengkap kepada masing-masing 4 (empat) CTC yang ada di Kabupaten Ogan Ilir, yakni Kecamatan Inderalaya, Kecamatan Tanjung Raja, Kecamatan Tanjung Batu dan Kecamatan Payaraman.
Sementara itu, Wartini (35) seorang ibu rumah tangga dan juga petani dari desa Suak Batok mengucapkan terimah kasih atas kepedulian pemerintah Ogan Ilir terhadap kaum tani ini. “Saya mewakili kawan-kawan dari empat CTC di Ogan Ilir sekaligus juga sebagai alumni CTC Inderalaya mengucapkan terimah kasih terhadap bantuan ini,” katanya lagi.
CTC, bagi para petani seperti dirinya telah memberikan pengaruh luar biasa.”Paling tidak, dengan CTC ini kami juga diajari internet, sehingga kami juga dapat mengetahui perkembangan harga produk pertanian. Selain itu sebagai sukarelawan kesehatan hewan (sukakeswan) kami juga dapat mengetahui informasi terkini tentang kesehatan hewan, terutama kambng yang kami pelihara,” kata Wartini yang juga merupakan ketua KSM Abadi II, Desa Suak Batok ini lagi.cha

Profil YKMP

Saat ini, kemiskinan dan keterbelakangan mewarnai kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia. Penyebabnya bermacam-macam, ketidakmampuan mengelola sumberdaya atau tergerus dampak pembangunan. Kemiskinan tersebut dapat pula disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang tidak memihak, bahkan sebaliknya memojokkan masyarakat miskin. Kondisi yang sama juga terjadi di berbagai pelosok Provinsi Sumatera Selatan.
Yayasan Keluarga Mandiri Pedesaan (YKMP) yang berdiri 19 November 1992, hadir dengan misi memberi motivasi dan alternatif pemecahan bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat. YKMP juga mengemban misi membentuk masyarakat pedesaan yang mandiri dan manusiawi berdasarkan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat. YKMP memberi bantuan berupa pelatihan teknis-praktis bagi masyarakat di tingkat pelaksana lapangan dan pelatihan manajerial bagi mereka yang memiliki latar belakang sebagai pengelola KSM.

Visi Lembaga

Terwujudnya tatanan kehidupan keluarga dan masyarakat sejahtera, harmonis, dan manusiawi.

Misi Lembaga

Pemberdayaan masyarakat dengan memberikan pelayanan dan kegiatan-kegiatan dalam rangka mengatasi persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami masyarakat pedesaan secara berkeadilan dan berkelanjutan.

Nilai-nilai Dasar

o Penerusan Manfaat dan Amanat
o Berkeadilan
o Kekeluargaan dan Kesetaraan
o Gender
o Keterbukaan
o Kerjasama
o Pertanggungjawaban
o Ramah lingkungan

Kegiatan Utama

a) Pendampingan dan Penguatan Organisasi Masyarakat

Pendekatan pendampingan merupakan strategi utama YKMP dalam proses pemberdayaan masyarakat pedesaan.
Dalam proses tersebut, para pen-damping menyatu dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari keluarga. Proses pendampingan memungkinkan YKMP dapat lebih mengenal kondisi masyarakat secara obyektif.
Prinsip saling percaya dan keterbukaan yang tumbuh melalui proses pendampingan sangat bermanfaat untuk membangun relasi sosial yang positif antar pendamping dan masyarakat desa. Sejauh ini YKMP memfokuskan program-program pendampingan masyarakat pada upaya membangun dan memperkuat organisasi-organisasi masyarakat di tingkat desa, baik sebagai media belajar bersama maupun sebagai pelaku utama pembangunan pedesaan.

b) Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan YKMP merupakan proses pembelajaran sekaligus ajang untuk membahas berbagai persoalan masyarakat dampingan. Ajang diklat tersebut mendapat respons yang baik dari masyarakat. Ini terbukti dari tingginya keterlibatan para anggota dan pengurus organisasi masyarakat mitra YKMP seperti Kader (organizer desa) dalam program forum itu.

YMKP memberikan berbagai pelatihan yang mencakup: pelatihan dasar kelompok swadaya, pelatihan manajemen pembukuan, pelatihan kepemimpinan, pelatihan bagi pelatih fasilitator di kalangan petani, pelatihan perencanaan dan pengelolaan program bagi masyarakat, pelatihan organisasi masyarakat, lokalatih penyadaran gender bagi masyarakat, pelatihan dan praktek pembuatan kompos, pelatihan pembuatan tungku hemat energi, dan pelatihan peternakan.

c) Pendampingan Advokatif dan Teknis

YKMP banyak memfasilitasi kajian-kajian kebijakan dan peraturan-peraturan daerah, khususnya yang terkait langsung dengan permasalahan dan kebutuhan masyarakat. Sementara bagi masyarakat pedesaan yang memiliki usaha di bidang pertanian, peternakan, perikanan, YKMP memberikan berbagai bantuan teknis. Yayasan memfasilitasi para petani untuk melibatkan diri dalam berbagai pelatihan, studi banding, maupun kerja magang yang diselenggarakan baik oleh YMKP sendiri maupun oleh lembaga swadaya mitra dan lingkungan pemerintahan setempat.
Umumnya, pelatihan yang diberikan mencakup pelatihan teknis pelayanan kesehatan hewan, pelatihan pembuatan kompos (pertanian berkelanjutan). Kegiatan pendukung lainnya adalah praktek dan pembuatan demplot, bimbingan dan konsultasi teknis dibidang pertanian, peternakan dan perikanan.

Alamat Kita

Yayasan Keluarga Mandiri Pedesaan (YKMP)

Jl. Muhajirin II No. 101 RT 01 Ds. VII Inderalaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Indonesia, Kode Pos(30662)

Telp/fax: +62711-580403

Email: info_ykmp@yahoo.co.id

Website: http://www.ykmp.org

LaNikman.....Sang Pelopor!


HIDUP adalah perjuangan, begitulah pepatah mengatakan. Perjuangan untuk mencari hidup dan penghidupan yang lebih baik untuk menata masa depan yang lebih cerah. Pepatah tersebut juga memberikan makna bahwa apapun pekerjaan harus dilakoni, demi anak istri dan segenggam cita-cita untuk kebahagian hidup di hari depan.
Hal inilah yang agaknya menginspirasi Pak Nikman, lelaki paru baya asal desa Sejaroh Sakti, Kecamatan Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan, ini untuk menjalani hidupnya dengan kerja keras. Bagaimana tidak, sehari-hari pria yang biasa disapa Nikman ini hanya seorang buruh upahan di Perkebunan Cinta Manis yang berjarak sekitar 2 km dari rumahnya. Tenaga upahan musiman yang hanya bekerja menebas dan membersihkan ilalang di pinggiran batang tebu-tebu seperti Pak Nikman ini hanya dihargai sekitar Rp 15 ribu perhari, itupun harus dikurangi dengan biaya makan, dan keperluan selama di lokasi perkebunan. Wal hasil, uang yang diserahkan Pak Nikman saban hari kepada istrinya hanya sekitar Rp 10 ribu rupiah.


Jangan berharap bahwa angka ini cukup untuk keperluan hidup sehari-hari Pak Nikman, istri serta 2 orang anaknya, yang salah satunya sudah harus mulai bersekolah. Apalagi, jika harus dibandingkan dengan nilai pendapatan minimum sesuai dengan anjuran Bank Dunia yang 2 $ per individu tersebut. Namun, itulah hidup, perjuangan demi perjuangan yang harus dilakukan. Toh, Pak Nikman tetap tabah menjalani hidup dengan pekerjaan tersebut.
Dulu, di kala musim bersawah tiba, biasanya Pak Nikman mengerjakan sawah orang di dusunnya dengan sistem bagi hasil. Keuntungan yang didapat oleh Pak Nikman adalah sepertiga dari hasil panen padi yang didapatkan. Jika musim bekarang, Nikman juga tidak ketinggalan, bersama teman-temannya biasanya dia turun ke lebak. Tak lupa dia membawa pukat/jaring, jala dan juga tajur. Tajur adalah alat pancing sederhana, namun di tinggal selama lebih kurang 6 jam di tempat atau sarang ikan.
Kebiasaan yang dilakukan oleh Nikman, dan orang-orang di kampungnya, mereka biasanya akan menyimpan hasil panen padi untuk bekal selama setahun. Bagi mereka, hasil beras merupakan tabungan selama setahun, hanya dijual jika ada keperluan yang sangat mendesak. Pekerjaan sebagai pencari ikan dan juga buruh di Perkebunan Gula Cinta Manis hanyalah sebagai bagian dari upaya untuk mencari uang tambahan bagi kehidupan sehari-hari. Artinya, kalau untuk makan sehari-hari, keluarga Pak Nikman masih bisa menggan-tungkan dengan tabungan beras yang ada, namun untuk “lauk sehari-hari” untuk kecukupan pangan keluarga, serta biaya anak sekolah dan keperluan lainnya, Pak Nikman harus mencari alternatif penghasilan lain.
Pak Nikman adalah salah satu anggota KSM Tunas Harapan, satu-satunya kelompok swadaya masyarakat di desa tersebut yang didampingi oleh Yayasan Keluarga Mandiri Pedesaan (YKMP), sebuah LSM di Indralaya. Dulu, desa tersebut hanyalah berbentuk dusun yang dihuni oleh lebih kurang 50 KK, dusun Tanjung Buah namanya. Dusun ini termasuk dusun III dari desa Lubuk Sakti yang berada lebih kurang 4 kilometer dari dusun ini. Sejak tanggal 30 Desember 2004, dia mendapat amanah dari YKMP untuk memelihara ternak biri-biri sebanyak 5 ekor, 4 ekor betina dan 1 ekor pejantan.
Saat pertama kali menerima amanah ini, tidak sedikitpun terbersit dipikiran Nikman, bahwa ini akan menambah beban keluarganya. “Malahan, saya semakin giat untuk bekerja, karena sedikit banyak saya sudah mempunyai tabungan yang dapat dipergunakan jika ada keperluan mendesak”, katanya. Untuk keperluan ini, dia bahu membahu dengan istri dan 2 orang anaknya. Jika ada pekerjaan, istrinya siap menggantikan tugas Nikman dalam memelihara ternak. Dari mencarikan rumput, mengembalakan di padang rumput hingga membuat perapian juga selalu dilakukan oleh perempuan ini.
Lebih kurang 20 bulan Bapak Nikman sekeluarga memelihara ternak biri-birinya, sehingga pada tanggal 16 September 2005 melalui upacara ‘kecil’, Bapak Nikman meneruskan manfaat (POG) yang telah ia terima kepada Keluarga Bapak Muslim. Sebanyak 5 ekor biri-biri ditambah uang pembuatan kandang sebesar Rp. 300.000,- dan uang obat-obatan sebesar Rp. 40.000,- diserahkan kepada keluarga penerima.
Setelah menunaikan kewajibannya untuk meneruskan ternak terpenuhi, Keluaga Bapak Nikman semakin giat dalam memelihara ternak yang tersisa, memberi pakan, membersihkan kandang, memandikan ternak dan mengobati ternaknya jika ada yang sakit. Dan berkat kesungguhannya dalam memelihara ternak biri-birinya maka ternaknya semakin sehat dan berkembangbiak dengan baik, dan pada bulan september 2006 jumlah total ternak yang dimiliki sebanyak 16 ekor yang kemudian sebanyak 15 ekor dijual untuk membeli 1 ekor sapi. Adapun sisa ternak yang 1 ekor yang ada tetap dipelihara dan sekarang sudah melahirkan 2 ekor anak.
Tidak itu saja, Nikman juga pernah menjual beberapa ekor kambingnya untuk ditukar dengan sebidang sawah. Saat ini, Nikman tidak lagi menjadi tenaga upahan buruh sawah, sehingga setiap tahun dia bisa menikmati secara penuh hasil panen padinya.
Menurut Pak Nikmat, manfaat yang mereka dapatkan dengan aktiv bergabung dalam kelompok, mereka mendapatkan ternak biri-biri yang sudah diteruskan kepada keluarga lain. Pak Nikman masih menyisakan ternak biri-biri 3 ekor, mereka sudah menjual ternak biri-biri untuk dapat membeli 1 ekor sapi dan tambahan danauntuk membeli sawah. Tidak sekedar itu saja, pak Nikman merasa juga pengetahuan dan semangatnya juga semakin bertambah. Wajar jika Pak Nikman, mengungkapkan cita-citanya untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai sekolah yang lebih tinggi.
Sang Pelopor POG
Awalnya, saat pertama kali KSM Tunas Harapan berdiri, tidaklah sepenuhnya diterima masyarakat dusun tersebut. Pola kerja serta aturan-aturan yang harus dipatuhi anggota sedikit banyak menjadi sandungan sehingga masyarakat masih banyak yang enggan beraktifitas di kelompok. Beragam kejadian, misalnya adanya ternak yang hilang hingga ternak yang diracun, menjadi kisah kelam kelompok ini, sehingga dorongan masyarakat untuk tetap berkelompok semakin menurun. Belum lagi adanya pemahaman sesat yang terlanjur menganggap bahwa bantuan dari lembaga pemerintah ataupun lainnya ditujukan hanya pada satu keluarga, ide pengguliran bantuan hanyalah sebuah ketidakmungkinan. Passing on the Gift atau POG memang sangat dilakukan pada awalnya.
Hal ini diakui oleh Fery Kadarsyah, seorang pendamping dari YKMP yang sejak 2003 aktif mendampingi KSM Tunas Harapan. “Untuk meghadapi karakter masyarakat kito memang agak susah, perlu strategi dan berbagai pendekatan yang dilakukan”, katanya lagi. Dari pendekatan penyuluhan pihak kepolisian hingga pemahaman tentang nilai-nilai positip dalam kelompok, akhirnya menjadikan kelompok ini mulai berbenah.
Di tengah kondisi kelompok yang sedemikian rupa, Nikman mencoba berbuat, dan apa yang dilakukan? Sangat sederhana memang! Nikman hanya menggulirkan ternaknya kepada keluarga lain yang membutuhkan. Di tengah anggapan masyarakat tentang “fenomena bantuan”, Nikman memecah keadaan tersebut, dan mulai dari sanalah sebenarnya perubahan orientasi pemikiran masyarakat dan kelompoknya dimulai. Tak salah kalau di kelompoknya Nikman diangap sebagai pelopor POG. Atas kepeloporannya tersebut dan keluletannya dalam beternak hingga mampu meningkatkan taraf kehidupannya Nikman bersama kelompoknya dianugerahi Golden Talent Award (GTA) oleh Heifer Internasional Indonesia. Di samping hadiah uang $ 400 yang diterima, Nikman juga berkesempatan ikut jalan-jalan by plane ke Medan dan mengikuti acara Heifer di Medan. “Raso ndak nyangko”, kata Nikman saat berada di bandara Polonia Medan. Ok....selamat Pak Nikman, semoga akan ada nikman-nikman yang lain.cha

Program Pengembangan Ekonomi Sosial Masyarakat Berwawasan Ekologis di kawasan Rawa Lebak dan Hutan Gambut (PERAHU)


Program Pengembangan Ekonomi Sosial Masyarakat Berwawasan Ekologis di kawasan Rawa Lebak dan Hutan Gambut (PERAHU) kerjasama YKMP dan Heifer Indonesia untuk menjawab tantangan atas program pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan dan teintegrasi. Dimana penguatan social masyarakat berdasarkan nilai-nilai untuk memperkuat akses dalam pengelolaan sumberdaya lokal yang bersahabat secara ekologis dan membantu mereka untuk keluar dari jeratan kemiskinan adalah kondisi yang ingin dicapai. Program akan yang dilakukan mengarah pada upaya untuk: Peningkatan pendapatan dari usaha ternak dan kegiatan ekonimis lainnya, perbaikan Gizi dan Nutrisi, pengembangan organisasi berbasis masyarakat (KSM) sebagai “agen perubahan”, meningkatkan komitmen atas kelestarian lingkungan.

Penerima awal adalah 120 Keluarga yang terdiri dari 5 KSM dari 50 keluarga dari desa Sungai Rambutan dan 70 Keluarga dari desa Suak Batok Kecamatan Indaralaya Utara. Ternak dan tanaman yang didistribusikan; 3 ekor kambing/keluarga ke 120 keluarga, 1000 ekor ikan/keluarga untuk 30 keluarga; dukungan bibit sayuran pada 120 keluarga dan bantuan bibit karet ke 60 keluarga. Berbagai pelatihan pengembangan kapasitas dan wawasan disediakan untuk mendukung program agar lebih efektif dan berdampak luas; adalah berupa pelatihan teknis dan non teknis adalah melengkapi dukungan yang lainnya. beberapa pelatihan yang akan memberikan penyadaran akan diberikan pada kelompok; Cornerstones, kepemimpinan, gender, HIV/AIDS, kompos, tungku hemat energi, kesehatan hewan ternak dan ikan, budi daya cacing pakan, marketing, peluang penghasilan dari kerajinan purun dan kesehatan/gizi. Semua sumberdaya tersebut akan diteruskan kepada penerima penerusan di desa yang berjulah 240 keluarga dalam waktu 3 tahun program.

Program Sistem peternakan berkelanjutan

Program Sistem Peternakan Berkelanjutan kerjasama YKMP dan Heifer International Indonesia yang dilaksanakan di wilayah Kecamatan Inderalaya Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, dengan lokasi Desa Ulak Segelung, Desa Lubuk Sakti (Ds.III Tanjung Buah) dan Desa Tanjung Seteko, dengan melibatkan secara langsung 3 (tiga) Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yaitu KSM Payung Desa (18 orang/KK), KSM Tunas Harapan (20 orang/KK), dan KSM Sumber Jaya (24 orang/KK). Dari 62 orang anggota maka ada 50 orang keluarga anggota KSM sebagai penerima pertama yaitu 6 orang anggota KSM Payung Desa, 20 orang anggota KSM Tunas Harapan dan 24 orang anggota KSM Sumber Jaya.

Jenis ternak yang akan diberikan kepada 50 orang keluarga anggota KSM tersebut adalah tersebut yaitu Sapi (18 keluarga), kambing (26 keluarga), dan ayam (6 keluarga). Selain dari ternak juga akan diberikan pelatihan-pelatihan bagi keluarga/anggota KSM untuk pengembangan sumberdaya manusia/organisasi dan juga untuk meningkatkan ketrampilan dalam pengelolaan ternak dan pertanian.

Penerima ternak pertama dan selanjutnya akan memelihara ternaknya dengan baik dan setelah mereka memperoleh keuntungan maka mereka akan meneruskan/membagi keuntungan kepada keluarga/anggota KSM lainnya berupa induk ternak, ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan pengalamannya sebagaimana yang telah mereka terima sebelumnya. Untuk ternak sapi penerusan keuntungan diperkirakan baru terlaksana 2-3 tahun, kambing 1,5 –2 tahun dan ayam 1-2 tahun.

Program ini akan memberikan kesempatan kepada semua anggota keluarga dapat terlibat dalam hal pengelolaan ternak dan menikmati hasilnya secara adil. Ibu-ibu memiliki kesempatan untuk dapat terlibat dalam pertemuan atau pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh Program. Anak laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk pendidikan-pendidikan dan masa depan yang lebih baik.